Perkembangan Industri Ekspor Furnitur Jepara

Indonesia adalah salah satu dari 20 eksportir furnitur terbesar di dunia, salah satu yang paling terkenal adalah Furnitur Jepara dengan reputasinya yang mapan, utamanya di bidang furnitur luar ruangan seperti set kursi kayu jati, bambu dan rotan dan mebel berukir.

Dengan sumber daya alam yang melimpah yang mencakup beberapa jenis kayu, negara ini telah menarik perhatian dunia sebagai basis manufaktur furnitur untuk merek internasional. Jumlah populasi negara yang lebih dari 250 juta orang dan meningkatnya daya beli konsumen sekarang dianggap sebagai daya tarik terbesar dan paling menarik bagi produsen furnitur.

Pengembangan bisnis

Pada 2013, total nilai ekspor furnitur Jepara dan produk-produk terkait dari Indonesia mencapai $ 1,8 miliar dari $ 1,4 miliar pada 2012, dengan pasar penerima utama di Eropa Barat, Amerika Serikat, Jepang, Cina , Malaysia dan Australia (Kementerian Perdagangan). Perabotan kayu seperti kamar set jati merupakan mayoritas ekspor furnitur Jepara Indonesia yang mencapai 58% (ASMINDO). Saat ini, industri mebel di Indonesia mewakili hanya di bawah 2% dari penjualan furnitur dunia senilai $ 122.000.000.000 USD (Pusat Studi Industri), dengan China dan Vietnam mendominasi industri dengan lebih dari 50% dari gabungan pangsa pasar global. Permintaan global untuk produk furnitur Jepara diperkirakan akan meningkat 4,2% di 2014 dan melanjutkan pola ekspansi stabil dengan pasar Asia sebagai pendorong utama pertumbuhan. Furnitur jepara juga menembus 3 benua untuk ekspor.

Masalah yang muncul

Masalah sumber kayu dalam produk furnitur Jepara untuk pasar ekspor telah menjadi isu prioritas bagi Departemen Kehutanan. Sistem Jaminan Legalitas Kayu (SVLK) memberikan sertifikasi kayu legal yang bertanggung jawab atas sumber kayu jati yang digunakan dalam furnitur seperti kursi kayu jati sejak September 2009 dengan tujuan mempromosikan tata kelola hutan yang baik dan memberantas pembalakan liar. Ini semakin ditingkatkan pada bulan September 2013 dengan penandatanganan Perjanjian Kemitraan Sukarela (VPA) antara Indonesia dan Uni Eropa dan serangkaian langkah-langkah untuk memastikan kepatuhan dengan peraturan kayu UE. Ekspor kayu dan furnitur Jepara dari Indonesia ke Uni Eropa telah memperkuat tanggapan terhadap perjanjian ini dan diperkirakan akan tumbuh 50% dalam dua tahun ke depan, menurut Kementerian Perdagangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *